Kami adalah kelompok santri feminis akar rumput yang didirikan pada 8 Maret 2018, di kota Jombang, Jawa Timur, Indonesia. Pembentukan kelompok kami dipicu oleh serangkaian kasus kekerasan seksual yang dialami oleh santri perempuan di salah satu pondok pesantren besar di Ploso, Jombang (selanjutnya akan disebut sebagai ‘kasus Ploso’). Pelaku adalah salah satu pemimpinnya, yang merupakan anak lelaki pendiri pesantren tersebut. Oleh karena itu, kami menciptakan sistem pendukung untuk para penyintas kekerasan seksual.
MISI kami adalah untuk membangun kekuatan santri yang terorganisir untuk menghapuskan kekerasan seksual dan pelecehan, khususnya dalam kelompok-kelompok muslim muda, lingkungan Pesantren, dan di institusi pendidikan lainnya di Indonesia.
Kami memiliki VISI tentang dunia baru – dunia di mana segala bentuk kekerasan seksual dan dominasi terhadap perempuan dan kelompok-kelompok yang terpinggirkan – khususnya kaum muda – dihapuskan. Visi ini titik awal dari kelompok kami, namun bukan titik akhir.
Kami BERTUJUAN untuk menyebarkan kesadaran tentang kekerasan seksual, untuk mendorong remaja putri dan pelajar berjuang melawan kekerasan seksual dan jenis pelanggaran tubuh lainnya, untuk membangun komunitas yang sehat di mana perempuan muda merasa nyaman dan diberi ruang untuk berekspresi, berkreasi dan bertumbuh, dan untuk mematahkan stigma dan diskriminasi seputar gender dan seksualitas.
Kasus Ploso menunjukkan fakta bahwa para korban sama sekali tidak berdaya menghentikan kekerasan yang dilakukan oleh pelaku karena besarnya kesenjangan relasi kuasa (ekonomi dan sosial) di antara pelaku dan korban. Kelompok kami menemukan bahwa santri, terutama santri perempuan, sangat rentan untuk menjadi korban kekerasan seksual di tengah-tengah hegemoni budaya feodalisme dan konservatif yang berakar di lingkungan pesantren.
Kami INGIN mendobrak konservatisme, misogini dan pandangan heteronormatif dalam santri muda yang belajar di lingkungan pesantren dan para remaja perempuan di komunitas muslim pada umumnya. Kami ingin bekerja sama dengan mereka, dan melakukan beberapa hal intervensi, seperti:
Membangun gerakan alternatif yang dapat meningkatkan peran, keterlibatan dan status perempuan muda di komunitas muslim Indonesia dan mengkaitkan hubungan antara Islam dan gender dan pemberdayaan perempuan dalam setiap wacana;
Terlibat aktif dalam berbagai gerakan sosial, serta mempromosikan penghapusan kekerasan seksual di gerakan sosial dan keagamaan, terutama gerakan yang diprakarsai oleh santri / pelajar muslim, dan terutama bergabung dengan gerakan global anti kekerasan dan pelecehan seksual;
Memperjuangkan dan membela hak-hak perempuan muda, terutama korban kekerasan seksual dan santri di lingkaran Pesantren;
Memperjuangkan tatanan sosial dan politik, khususnya di kalangan Pesantren, yang bebas dari kekerasan seksual; dan
Mengorganisir tindakan pengambilan keputusan yang langsung, tidak hierarkis, demokratis dan partisipatif.
Kami mendorong para simpatisan untuk bergabung dengan kami dan membantu berkontribusi dalam proses ini.