“SKJPS” Stop Kekerasan Dan Jauhi Pelecehan Seksual: Program Edukatif Dan Inovatif Bagi Santri Di Pesantren

Muhammad Riski Kurniawan

            Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam tertua yang sudah ada dari dulu hingga sekarang sebagai benteng pertahanan umat Islam di indonesia. Dimana pesantren mempunyai peran dan fungsi strategis bagi pusat dakwah dan pengembangan pendidikan ajaran Islam.Pesantren juga merupakan tempat yang ideal bagi setiap orang atau santri untukbisa belajar terkait ilmu akidah, syariat dan akhlak.Bahkan juga ilmu-ilmu yang mempunyai relevansibaik bagi kehidupan di masyarakat.Seperti pendidikan keterampilan dan pelatihan, bertani atau bercocok tanam dan juga kegiatan berternak untuk melatih kemandirian santri agar bisa siapdi kehidupan kedepanya.

            Didalam pesantren tidak bisa terlepas dari unsur-unsur pokok yang melekat pada lembaga ini sendiri. Unsur-unsur pokok tersebut meliputi kyai, santri, masjid, pondok, kitab klasik ( kitab kuning).[1]Suatu hal yang unik dimiliki pesantren dan membedakan dengan lembaga pendidikan lainya.Dimana terdapat potret kehidupan santri yang hidup dan tinggal secara bersama di asrama komplek pesantren untuk belajar ilmu kehidupan di bawah bimbingan guru langsung atau bisa disebut dengan kyai.Dan masjid sebagai tempat sentral dari berbagai macam kegaiatan keagamaan dan pengajian kitab untuk kebutuhan rohaniah.

            Pendidikan pesantren harus bisa mengkonstruksi kembali nilai-nilai Islami dalam segala macam konteks kehidupan yang terjadi saat ini.Karena dengan setiap perubahan zaman yang ada pesantren harus hadir sebagai solusi bagi umat kedepannya.Seperti halnya perlu untuk memperhatikan kembalisistem pendidikan yang humanis tanpa adanya kekerasan berlebihan dan pelecehan seksual pada lembaga pesantren.Sehingga kedepan mampu melahirkan suatu output manusia-manusia yang berbudi pekerti luhur, mempunyai ilmu yang luas, serta dapat kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar.

            Pesantren yang dari awal sebagai tempat belajar dan mengajar ilmu pendidikan Islam yang strategis.Juga harus terus berbenah dan memperbaiki sistem denganmelihat dari beberapa kasus kekerasan dan pelecehan seksualyang sudah terjadi di Pesantren.Pertama, terjadi pada pondok pesantren di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Dimana empat santri di pondok tersebut melakukan penganiayaan kepada temanya hingga tewas. [2]Ada juga kasus yang lain terjadidi salah satu pondok pesantren di Pemekasan yang membuat seorang santri di bawah umur mengalami gegar otak. Hal itu dilakukan oleh seorang Ustadz yang mengajar di pesantren tersebut dengan memukul korban mengunakan bantalan Al-Quran yang terbuat dari kayu.[3]Selanjutnya terjadi pada pondok pesantren di Kabupaten Ogan Ilir, Sumateran Selatan.Dimana seorang oknum guru melakukan pelecehan seksual kepada 12 muridnya.[4]Ada juga di Pesantren Kecamatan Ngoro Jombang, dimana oknum pimpinan pesantren tega mencabuli sejumlah santrinya.[5]Kemudian juga ada kasus yang lain terjadi di pondok pesantren di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Diketahui seorang guru yang mengajar disana melakukan perbuatan pelecehan seksual kepada lebih 30 santriwatinya.[6]

            Dari beberapa kasus dan kejadian yang telah terjadi tersebut.Menjadi hal yang miris dan sangat perlu untuk diperhatikan bersama bagi pihak-pihak yang terlibat di dalamnya seperti Instansi pesantren itu sendiri.Dimanapesantren sebagai tempat utama para santri dalam menimbah ilmu.Malah menjadi tempat yang tidak aman karena di dalamnya mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi. Adapun jika dari kejadian-kejadian itu tidak kemudian ditindak tegas untukperbaikan,ditakutkan dari hal tersebut akan terjadi di kemudian hari. Dampaknya bukan hanya kepada santri-santrinya, namun juga pada namalembaga pondok pesantren yang akan tercemar dengan label yang tidak baik.

            Dalam hal ini, penulis menyampaikan suatu gagasan yang strategis untuk dapat memutus mata rantai dari segala macam bentuk-bentuk kejahatan dan pelecehan seksual yang ada di Pesantren.Yaitu melalui suatu program yang disebut dengan SKJPS “Stop Kekerasan dan Jauhi Pelecehan Seksual”. Dimana pada program ini meliputi tiga bagian penting yang perlu diperhatikan untuk mencapai pesantren yang aman

            Pertama, menentukan objek siapa saja yang perlu diberikan edukasi terkait program SKJPS ini. Dimana objek itu meliputi para pengajar, santri, dan orang tua untuk mengerti dan paham akan program ini. SKJPS ini sendiri adalah suatu program pembekalan diri untuk menghilangkan dari berbagi macam kekerasan dan pelecehan seksual yang terjadi di Pesantren.Yaitu dengan memberikan informasi dan pengetahuan terkait macam-macam kekerasan dan pelecehan seksual, gejala yang timbul, proses menghindari perbuatan tersebut, serta dampak-dampak apa yang didapatkan jika mengalami kejadian tersebut di kemudian hari.

Kedua, menentukan alur kegiatan meliputi kapan dan pihak siapa saja yang terlibat dalam pemberian informasi terkait program “SKJPS” ini di Pesantren.Terkait waktu sendiri lebih startegisnya diberikan ketika kegiatan masa orientasi santri (MOS) masuk pesantren.Kemudian juga bisa dilakukan follow upkembali dari kegiatan tersebut dengan bisa membuat wadah diskusi yang fokus pada gender atau SKJPS ini agar santri lebih paham mengenai hal-hal tersebut.Ketika awal masuk santri juga bisa di beri tes kepribadiannya masing sebagai informasi awal kedepanya.Kemudian setiap per semester melakukan evaluasi dari adanya kegiatan itu.Program ini bisa melibatkan para psikolog untuk memberikan edukasi terkait SKJPS baik kepada santri, pengajar dan juga orang tua.Perlu juga bantuan dari pihak pemerintah dan pihak kepolisian untuk menyampaikan UU kekerasan dan pelecehan seksual.

Ketiga, yaitu goal apa yang harus dicapai dalam program ini yaitu diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi dan ilmu untuk dapat bisa saling menjaga dan melaporkan jika ada ciri-ciri bentuk kekerasan dan pelecehan seksual dimungkinkan. Pengawasan ini perlu untuk terus dilakukan, dan jika ingin melapor juga bisa diberikan suatu wadah untuk pengaduan yang aman baik dari pesantren dan pihak kepolisian.Atau juga bisa melibatkan ke lembaga badan hokum.

Program “SKJPS” ini memberikan solusi yang tepat untuk bisa merealisasikan suatu lingkungan pesantren yang aman.Aman dari segala macam kekerasan dan pelecehan seksual guna membuat para santriakanlebih betah tinggal di dalamnyauntuk mencari ilmu, ibadah,bermain dan berinterkasi kepada siapapun. Apabila program ini dapat berjalan dengan baik kedepanya, akan menjadi role model bagi setiap pesantren untuk bisa berbenah lagi pada setiap proses pendidikan yang ada. Tentang penulis, nama M.Riski Kurniawan,

[1]Jarnas.id.https://jarnas.id/5-unsur-pondok-pesantren/, Diakses Pada Tanggal 8 November 2021, Pukul 20:05 WIB.

[2]Solopos.com. https://www.solopos.com/4-santri-pondok-di-ponorogo-aniaya-teman-hingga-tewas-1135080.Diakses Pada Tanggal 6 November 2021, Pukul 20:05 WIB.

[3]Jawapos.com.https://www.jawapos.com/nasional/hukum-kriminal/05/01/2021/polisi-selidiki-kasus-penganiayaan-santri/.Diakses Pada Tanggal 6 November 2021, Pukul 20:20 WIB.

[4]Kompas.com.https://regional.kompas.com/read/2021/09/15/161803178/12-muridnya-jadi-korban-pelecehan-seksual-oknum-guru-ponpes-saya-penasaran?page=all. Diakses Pada Tanggal 6 November 2021, Pukul 20:40 WIB.

[5]Radar Jombang.https://radarjombang.jawapos.com/hukum/13/07/2021/oknum-kiai-yang-cabuli-santri-di-jombang-bersiap-hadapi-vonis, Diakses Pada Tanggal  6 November 2021, Pukul 19:40 WIB.

[6]Kompas.com. https://www.kompas.tv/article/215372/34-santriwati-jadi-korban-pelecehan-seksual-di-trenggalek?page=2.Diakses Pada Tanggal 6 November 2021, Pukul 21:20 WIB.