Fadia Firzana

Pesantren berasal dari kata ”santri” yang mendapat imbuhan awalan ”pe” dan akhiran ”an” yang menunjukkan tempat, maka artinya adalah tempat para santri. Terkadang pesantren dianggap sebagai gabungan dari kata ”santri” (manusia baik) dengan suku kata ”tra” (suka menolong) sehingga kata pesantren dapat diartikan tempat pendidikan manusia baik-baik (Zarkasy, 1998: 106). Pondok pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan sistem asrama (kampus) di mana menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari kepemimpinan (leadership) seorang atau beberapa orang kiai dengan ciri-ciri khas yang bersifat kharismatik serta independen dalam segala hal (Arifin, 1995: 240). Ciri khas pesantren adalah terletak pada orientasinya untuk mendalami ilmu agama Islam dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian dengan menekankan pentingnya moral dalam hidup bermasyarakat (Mastuhu, 1994: 3). Selain orientasi taffaquh fiddîn, karakteristik lain yang mewarnai pesantren adalah melekatnya tradisi lama yang diwarisinya dari lembaga ini sebelum mengalami islamisasi. Sistem Pendidikan Pesantren sebenarnya telah ada semenjak sebelum Islam masuk di Nusantara. Kehadiran Islam hanya memberi warna keislaman pada lembaga yang sebenarnya sudah ada ini (Madjid, 1997: 3), sedangkan struktur-struktur yang ada lebih berorientasi pada warisan yang ada. Melekatnya tradisi lama ini menyebabkan secara umum pesantren-presantren yang ada mempunyai ciri-ciri tradisionalisme, meskipun ia telah banyak mengadopsi sistem pendidikan modern (Mahfudz, 2000: 28).

Sistem Pesantren Lama dengan Menggunakan Sistem Feodalisme

Pesantren yang sudah lama berdiri lebih banyak menggunakan sistem feodalisme dalam menjalankan kepemimpinan di pesantrennya. Pengertian dari feodalisme yaitu berasal dari kata feodal yang artinya penguasaan tanah/daerah/wilayah. Feodalisme dalam masyarakat pesantren merupakan salah satu ciri khas sebagaimana identitas masyarakat tradisional lainnya. Feodalisme yang kental adalah pengkultusan (pengidolaan) terhadap figur seorang kyai. Terdapat keterlibatan pada pola hubungan kyai dengan santri yang vertikal. Pola pengkultusan terjadi bukan hanya terbentuk secara kultural, namun dipengaruhi oleh norma yang bersumber pada nilai agama Islam. Budaya feodalistik yang demikian menyebabkan kyai selalu ingin ditempatkan pada posisi superior (lebih tinggi). Superioritas kyai secara tidak sadar melahirkan karakter kepribadian individualis yang tidak mau orang lain ikut campur dan kyai cenderung tidak suka bila ada orang yang lebih tinggi di atasnya. Semua hal diatas termasuk dalam stratifikasi tertutup. Pengertian stratifikasi tertutup yaitu sistem pelapisan sosial tertutup membatasi kemungkinan seseorang untuk pindah dari satu lapisan ke lapisan lain, baik lapisan atas maupun lapisan bawah. Dalam sistem pelapisan sosial tertutup ini satu-satunya jalan untuk masuk menjadi anggota suatu lapisan tertentu hanyalah melalui kelahiran (Soerjono Soekanto). Dinamakan dengan stratifikasi tertutup, karena ketika kyai sebagai pendiri dan pemegang kekuasaan sudah tidak mampu untuk memegang kekusaan pesantren, maka pemegang tongkat kekuasaan selanjutnya yaitu anak atau keluarga yang memiliki pertalian. Proses ini disebut sebagai Ascribed Status, karena secara otomatis kekuasaan pesantren turun ke anak cucunya.

Transformasi Sistem Kepemimpinan di Pesantren

Proses modernisasi yang terjadi secara terus menerus, juga diikuti oleh pesantren sebagai salah satu institusi agama dalam masyarakat. Masyarakat modern ditandai dengan rasionalitas semakin dipengaruhi oleh sekulerisme, seharusnya tidak menghalangi pesantren untuk ikut larut dalam perubahan sosial masyarakat modern tersebut. Meskipun pesantren berperan dalam perubahan sosial di dalam perkembangan masyarakat, di sisi lain pesantren menghadapi dilema untuk mengintegrasikan diri dengan sistem pendidikan modern yang cenderung sekuler. Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, pesantren menerapkan sistem isolasi untuk menjaga ajaran Islam, dan melakukan resistensi terhadap sistem pendidikan sekuler yang diterapkan Belanda. Sikap ini diambil dikarenakan Belanda datang ke Indonesia dengan maksud untuk menjajah dan menyebarkan agama Kristen. Hal inilah yang kemudian menjadikan pesantren mengambil sikap oposisi terhadap Belanda. Dalam sikapnya yang isolatif ini, sering kali pesantren dituduh sebagai “konservatif”, yakni sebagai kelompok yang tidak peka terhadap perubahan zaman dan tertutup.

Pesantren selama ini dipandang sebagai institusi tradisional cenderung konservatif, pada akhirnya tidak bisa terus bersikap isolatif, juga dituntut untuk turut berkembang dan berperan aktif dalam perubahan sosial masyarakat di era globalisasi. Tuntutan itu untuk menghindarkan pesantren dari posisi termarginalkan dalam perkembangan masyarakat dunia. Meskipun sudah banyak pesantren yang sudah mengadopsi sistem pendidikan modern dengan munculnya pesantren-pesantren modern.

Perubahan masyarakat modern dalam hal ini adalah transformasi masyarakat ke dalam wujud menuju ke kehidupan modern yang identik dengan rasionalitas, ilmu pengetahuan, dan perkembangan teknologi. Transformasi dalam perubahan sosial melalui proses modernisasi. Modernisasi sendiri mencakup transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional atau pramodern dalam arti teknologi dan organisasi sosial ke arah pola-pola ekonomi dan politik yang menandai negara-negara barat yang stabil. Ciri-ciri modernitas sendiri menyangkut aspek-aspek sosio-demografis yang tergambar dalam istilah gerak sosial. Maksudnya ialah proses dimana unsur-unsur sosial ekonomi dan psikologi masyarakat, mulai menunjukan peluang kearah pola baru melalui sosiologi dan pola-pola peri kelakukan yang berwujud pada aspek kehidupan modern. Era dimana teknologi berkembang begitu cepatnya saat ini, dimana masyarakat berangsur-angsur berkembang sabagai dampaknya yaitu munculnya masyarakat modern. Perubahan sosial masyarakat dari ciri tradisional mengarah ke ciri masyarakat modern tersebut tentunya juga akan berdampak pada struktur sosial yang menopangnya.

Dalam dunia modern pesantren telah melakukan transformasi untuk turut menjadi “Agent of Change” dalam masyarakat. Secara historis pesantren yang selama ini dianggap sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia, selalu menempatkan diri dalam perannya sebagai “Agen of Change”. Pada awal kedatangan Islam di Indonesia pesantren memiliki peran sebagai institusi sosial dalam pemberdayaan masyarakat. Di mana Pesantren memiliki kedekatan sosial dengan masyarakat, seperti warga pesantren telah terlatih melaksanakan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat khususnya, sehingga terjalin hubungan harmonis antara santri dan masyarakat, antara kyai dan kepala desa. Oleh karenanya menurut Mashum, fungsi pesantren mencakup tiga aspek yaitu fungsi religius (diniyyah), fungsi sosial (ijtimaiyyah), dan fungsi edukasi (tarbawiyyah).

Dengan begitu sistem kepemimpinan dalam masyarakat dapat berubah, yang awalnya menggunakan sistem stratifikasi tertutup, sekarang bisa berubah dengan menggunakan sistem stratifikasi campuran. Stratifikasi sosial campuran adalah perpaduan antara stratifikasi sosial tertutup dan stratifikasi sosial terbuka. Setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk naik ke lapisan sosial yang lebih tinggi karena kemampuannya. Namun, kyai masih sebagai pemegang kekuasaan pesantren. Pesantren juga bisa menyusun kembali manajemen pesantren, mengambil keterbukaan dan tidak lagi isolatif terhadap perkembangan zaman, perubahan kepemimpinan dari yang tersentral kyai (individual) ke sistem kepemimpinan yang bersifat kolektif, yang lebih bersifat demokratis, serta melakukan perubahan sistem pembelajaran yang tidak lagi membelenggu santri, tetapi lebih menjadikan santri menjadi emansipatoris.

21 COMMENTS

  1. I think other site proprietors should take this web site as an model, very clean and wonderful user genial style and design, let alone the content. You’re an expert in this topic!

  2. Es muy difícil leer los correos electrónicos de otras personas en la computadora sin conocer la contraseña. Pero a pesar de que Gmail tiene alta seguridad, la gente sabe cómo piratear secretamente una cuenta de Gmail. Compartiremos algunos artículos sobre cómo descifrar Gmail, piratear cualquier cuenta de Gmail en secreto sin saber una palabra.

  3. Have you ever considered publishing an e-book or guest authoring on other blogs? I have a blog based on the same information you discuss and would love to have you share some stories/information. I know my audience would enjoy your work. If you’re even remotely interested, feel free to send me an e mail.

  4. I just like the valuable info you supply for your articles. I will bookmark your weblog and check again right here regularly. I’m relatively sure I will learn plenty of new stuff proper right here! Good luck for the following!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here